Yuk, lebih dekat dengan TBM Rumah Baca Biting

Rumah Baca Biting itu adalah rumah dimana kamu bisa melihat dunia yang besar ini hanya melalui buku.

 A.   Sejarah Singkat Berdirinya TBM Rumah Baca Biting

Miswanto pada tahun 2014 membentuk gerakan anak-anak wajib ngaji. Kemudian Miswanto membuka Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) yang saat ini santrinya berjumlah 90 anak lebih (sesuai data di Emis PD Pontren). Pada tahun 2017 Miswanto dan keluarganya mewakafkan tanahnya untuk dijadikan mushola, yang diberi nama Mushola Nurul Falah. Sebelum mushola  didirikan, di lingkungan Desa Biting terkenal dengan sabung ayam, tempat perjudian dan maraknya minuman keras. Dengan dibangunnya mushola, masyarakat mulai meninggalkan kebiasaan yang lama. Pada tahun 2020, atas permintaan warga untuk mendirikan TK, maka Miswanto mendirikan RA Nurul Falah. Dikarenakan tidak punya yayasan, RA Nurul Falah menginduk di RA Al-Azizyah. Tahun 2020 akhir, Indonesia dilanda pandemi covid-19, banyak anak yang sekolahnya online/daring, sehingga banyak anak yang kebablasan kecanduan smartphone dan tidak terkontrol. Selain masih banyak anak yang belum gemar membaca, masih banyak orang tua yang awam ilmu agama, minimnya skill atau keterampilan. Maka pada tanggal 12 Januari 2021, Miswanto mendirikan Rumah Baca Biting sebagai tempat untuk menanamkan 6 literasi dasar yaitu literasi baca tulis, numerisasi, sains, digital, finansial serta budaya dan kewargaan untuk masyarakat serta kegiatan sosial kemasyarakatan.

B.   Tujuan

Rumah Baca Biting atau (RBB) dalam penyelenggaraannya bertujuan untuk memberikan layanan bahan bacaan, yang terjangkau oleh masyarakat secara mudah dan murah. Sedangkan tujuan dari penyelenggaraan TBM Rumah Baca Biting adalah:

a.    Mengembangkan budaya gemar membaca  melalui pengembangan dan pendayagunaan Taman Baca Masyarakat bagi masyarakat.

b.    Menanamkan 6 literasi dasar.

c.     Meningkatkan wawasan, kreatifitas masyarakat, kemampuan dan daya saing masyarakat.

d.    Mengembangkan koleksi bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

e.    Memberikan wadah positif untuk kegiatan masyarakat.

f.      Melestarikan budaya dan tradisi masyarakat.

g.    Menciptakan masyarakat yang cakap literasi dan masyarakat sadar belajar.

h.    Memberikan kegiatan untuk anak agar tidak kecanduan gawai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setengah Hari (Karya Miswanto)

Setengah Hari (Oleh: Miswanto) Aku punya hari yang biru. Setengahnya ku potong dengan rindu. Setengahnya lagi dimasak ibuku. Dihidangka...